I. Isu Mengenai Rencana Konser Lady Gaga di Indonesia
Konser penyanyi Internasional , Lady Gaga di Indonesia menimbulkan kontroversi di berbagai kalangan, baik kalangan pro maupun kontra, mereka saling mengajukan alasan masing-masing. Organisasi-organisasi masyarakat sudah banyak yang turun ke jalan menentang diselenggarakannya konser Lady Gaga, sementara para penggemar sudah membeli tiket konser.
Big Daddy, promotor konser Lady Gaga, berencana menggelar konser pada 3 Juni 2012. Konser dengan penonton sekitar 50 ribu ini akan digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta. Selain terkendala izin, konser ini juga menuai banyak penolakan dari kelompok yang kontra. Beberapa kelompok mengirimkan rekomendasi penolakan ke Polri.
Penolakan tersebut terjadi di berbagai kalangan masyarakat, antara lain FPI (Front Pembela Islam), LBH Buddhis (Lembaga Bantuan Hukum Buddhis), Kalangan DPR, Polda Metro Jaya, dsb.
Adapun FPI, sudah sejak 5 Mei lalu menyurati Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo mengenai hal ini. Di dalam surat, yang juga ditembuskan kepada Presiden itu, Pemimpin FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab MA meminta agar Polri tidak mengizinkan permintaan Michael Rusli, Presiden Direktur Big Daddy Production yang akan menggelar konser Lady Gaga.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Buddhis menolak kehadiran penyanyi Lady Gaga ke Indonesia, karena dia simbol pornografi dan beraliran menyimpang secara seksual. Penolakan mereka telah disampaikan dalam bentuk surat kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Rabu (23/05) di Jakarta[1].
Sebaliknya, bagi pemujanya, Gaga yang sudah main piano sejak usia empat tahun itu adalah juga seorang dermawan (philanthropist), dan membantu gerakan melawan HIV-AIDS[2]
II. Fakta
Sumber Identitas Nasional Bangsa Indonesia
1. Dasar-dasar negara[3]
Dasar negara yang merupakan kunci yang menyatukan bangsa Indonesia yangberagam-ragam . Oleh sebab itu, dasar yang melandasi negara merupakan identitas nasional. Indonesia sebagai negara yang berdaulat memiliki landasan fundamental yaitu Pancasila yang merupakan tujuan, dan pedoman dalam berbangsa dan bertanah air di Indonesia, serta kunci dasar pemersatu bangsa Indonesia. Landasan fundamental ini merupakan nilai-nilai dasar kehidupan bagi bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia merupakan negara demokrasi yang dalam pemerintahannya menganut sistem presidensil, dan Pancasila ini merupakan jiwa dari demokrasi. Demokrasi yang didasarkan atas lima dasar tersebut dinamakan Demokrasi Pancasila. Dasar negara ini, dinyatakan oleh Presiden Soekarno (Presiden Indonesia yang pertama) dalam Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pancasila disebut sebagai identitas bangsa dimana Pancasila mampu memberikan satu pertanda atau ciri khas yang melekat dalam tubuh masyarakat. Hal ini yang mendorong bagaimana statement masyarakat mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut . Pancasila juga menjadi dasar hukum baik tertulis maupun tidak tertulis yang memberi ketegasan terhadap masyarakat yang melakukan tindakan bertententangan dengan Pancasila . Dengan begitu , norma – norma yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara semua mengacu ke satu landasan , Dasar Negara , Pancasila . Pancasila sendiri diambil dari keseluruhan nilai individual masyarakat Indonesia dan dituangkan dalam Pancasila . Jadi , Sebenarnya nilai- nilai Pancasila sudah ada dalam diri masing – masing individu masyarakat Indonesia , karena sumber Pancasila itu sendiri adalah refleksi atau pencerminan dari masyarakat Indonesia . Sebagai contoh : Indonesia dikenal dengan sopan santun dan keramah tamahan penduduknya . Buktinya banyak padepokan – padepokan serta pondok yang mencerminkan kebersamaan serta manusianya yang beradab . Contoh yang lain, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius dan taat pada agama , baik dari Islam , Kristen , Hindu , maupun Budha . Banyak organisasi – organisasi serta komunitas yang bergerak di bidang keagamaan menjadi bukti konkret bahwa penduduk Indonesia adalah penduduk yang taat beragama . Hal tersebut menjadikan sila pertama pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” [4].
2. Ideologi dan Agama
Ideologi dan Agama Seperti yang di atur dalam UUD 1945, bahwa negara Indonesia menjaminkebebasan beragama di dalam kehidupan warga negara Indonesia. Masing-masing warga negara Indonesia berhak untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan menjalankan peribadatan sesuai denganagama dan kepercayaan masing-masing warga negara Indonesia
Dalam berideologi, masyarakat Indonesia berhak untuk memiliki ideologi danpandangan hidup. Akan tetapi, ideolgi bangsa Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang merupakan kunci pemersatu bangsa Indonesia.
IV. Analisa
Jika dikelompokkan, ada tiga kelompok yang memberikan tiga respon yang berbeda terhadap penyelenggaraan konser Lady Gaga, yaitu :
1. Kalangan pro
Kalangan pro adalah para fans, kaum liberal, dan tentu saja promotor yang telah merencanakan terselenggaranya acara itu. Mereka adalah kelompok pendukung Gaga sepenuhnya. Sifat dan karakteristiknya yang ‘liberal’ tidak membuatnya berpikir bahwa Gaga akan membawa pengaruh buruk bagi moral bangsa Indonesia, mereka justru merupakan sekelompok orang yang sudah kehilangan identitasnya sebagai rakyat Indonesia yang menjunjung tinggi etika dan moral, mereka mungkin telah jauh dari ideologi dan agama, dan telah jauh dirasuki oleh kebudayaan barat yang selalu mereka anggap paling keren. Sebenarnya, kalangan yang kontra mencegah lebih banyak lagi orang yang berpandangan seperti kalangan pro ini, karena liberal bukanlah identitas Bangsa Indonesia, liberal adalah aliran kebaratan yang sangat tidak sesuai apabila tumbuh di negeri yang sangat menjunjung tinggi budaya ketimuran, yaitu moral, etika, agama, dan ideologi.
2. Kalangan kedua
Kalangan kedua adalah kalangan tokoh, politisi dan mungkin juga para pejabat. Kalangan ini –dengan ketokohan dan jabatan politisnya, banyak memberikan komentar seputar rencana konser si Gaga. Pemikiran para tokoh dan politisi ini ada yang mengarah ke sikap mendukung, dan ada juga yang sebaliknya, tetap menolak. Bagi tokoh dan politisi yang mendukung, mereka umumnya mencoba menawarkan solusi kompromistis yang bisa menampung aspirasi kalangan yang pro dan kontra. Misalnya ada yang memberikan solusi dengan membiarkan saja Lady Gaga tetap konser namun dengan catatan dia memakai busana yang lebih ‘sopan’ sesuai budaya Indonesia.
3. Kalangan kontra
Kalangan kontra adalah kalangan ormas Islam dan kalangan lainnya yang menolak kehadiran Lady Gaga secara mutlak. Alasan yang diungkapkan adalah persoalan mendasar yaitu aqidah/ideologi. Mereka beranggapan bahwa mendatangkan Lady Gaga merupakan suatu bentuk promosi budaya barat yang sangat bertentangan dengan aqidah dan ideologi yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia[5], makin parahnya target dari penurunan moral ini adalah anak Indonesia yang merupakan generasi penerus bangsa yang mana anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Dari analisis ketiga kalangan tersebut, terdapat banyak pengaruh terhadap Identitas Nasional Indonesia mengenai keputusan pemerintah untuk mengizinkan atau menolak konser Lady Gaga, analisa terhadap dua kemungkinan ini akan saya bagi dalam dua skenario :
1. Konser Diizinkan
Indonesia sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi nilai nilai etika, moral, serta agama yang sudah tertanam sejak dari jaman dahulu, Indonesia terkenal dengan sifat yang ramah tamah dan beretika. Namun, kini nilai-nilai yang menjadi identitas nasional itu semakin lama semakin menurun akibat banyaknya pengaruh dari budaya barat lewat media cetak maupun elektronik yang menunjukkan bahwa budaya barat lebih modern daripada budaya Indonesia, pengaruh ini justru akan semakin diperkuat apabila kita mendatangkan Lady Gaga, artis yang dipandang sangat vulgar dalam aksi panggungnya, dan secara tidak langsung, apabila pemerintah mengizinkan Lady Gaga untuk datang ke Indonesia, pemerintah sudah mendukung pengaruh budaya barat ini dipromosikan secara lebih nyata di Indonesia. Dan hal ini akan berakibat kaum liberal akan semakin merajalela, dan penggemar Lady Gaga akan semakin banyak bermunculan, para penggemar ini tidak hanya mengagumi tetapi tidak sedikit dari mereka yang juga meniru gaya busana Lady Gaga yang sangat bertentangan dengan ideologi bangsa.
2. Konser dilarang
Indonesia yang menganut paham ketimuran memiliki masyarakat yang mayoritas konservatif, masyarakat yang masih sangat menjaga etika, moral, dan agama dalam menjalankan kehidupannya. Tidak heran jika kaum yang kontra terhadap kedatangan Lady Gaga lebih banyak dibandingkan yang pro. Sehingga apabila pemerintah melarang konser Lady Gaga diselenggarakan, pemerintah sudah secara tegas menunjukkan perlindungannya terhadap moral bangsa yang merupakan identitas Nasional bangsa. Hal inilah yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah, sebagai pemegang mandat dari masyarakat untuk menjaga dan melindungi masyarakat dari pengaruh buruk. Karena pemerintah memiliki kapabilitas untuk menyaring pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia.
V. Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Keputusan pemerintah Indonesia dengan membatalkan konser Lady Gaga dianggap sudah benar,
mengacu pada sumber-sumber identitas bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dipertahankan.
2. Lady Gaga dengan budaya baratnya hanya akan memberi pengaruh buruk terhadap generasi muda
dan hanya akan membuat moral bangsa semakin menurun.
VI. Rekomendasi :
1. Perlu diadakannya kerja sama pemerintah dengan promotor dengan satu tujuan yang valid, yaitu
menjaga moral bangsa, sehingga para promotor dalam mendatangkan artis barat harus sudah
berkonsultasi terlebih dahulu dengan pemerintah.
2. Perlu adanya usaha penanaman nilai-nilai ideologi bangsa lebih dalam, agar timbul rasa bangga akan
budaya sendiri dan mampu menyaring budaya buruk yang dapat merusak moral secara individu.
[1] www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/23/m4gvwu-lbh-buddhis-indonesia-juga-tolak-lady-gaga
[2] http://www.kabar24.com/index.php/konser-lady-gaga-perusak-moral-atau-bentuk-ekspresi-kreatif/
[3] Pendidikan kewarganegaraan oleh Rizabuana Ismail, Ria Manurung dan Lina Sundarwati /dasar negara sebagai identitas nasional/halaman 18
[4] The idea of Indonesia/Pancasila sebagai ideologi dan identitas nasional/halaman 152
[5] Revolusi,anti-imperialisme dan pancasila/A.Dahlan Pramuwiharjo dan Viva Yoga Mauladi/pancasila dan aqidah islam/halaman 101
issue_done.docx |